Pendahuluan
Latar belakang:
Sektor pertanian secara absolut telah memberikan andil dalam pembangunan nasional dan memberikan kontribusi penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor pertanian secara signifikan juga merupakan penyedia lapangan kerja baik pada masa orde baru maupun pada era reformasi. Besarnya peran dan kontribusi sektor pertanian terhadap pembangunan idealnya berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk terutama petani.
Praktik pembangunan pertanian selama ini umumnya masih berorientasi pada peningkatan produksi yang mengeksploitasi sumberdaya pertanian dan penggunaan bahan kimia yang kurang memperhatikan kondisi dan kebutuhan sehingga berdampak buruk terhadap kelestarian lingkungan. Selain itu pengelolaan lingkungan pertanian yang kurang bijaksana juga dapat berakibat pada pencemaran fisik dan biologis terhadap lingkungan dan produk-produk pertanian.
Konsep keberlanjutan mengandung makna bahwa pengembangan produk pertanian yang dilakukan harus tetap memelihara kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan tetap memperhatikan aspek teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan.
Pengembangan inovasi pertanian secara berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal dan berorientasi entrepreneurship perlu digalakkan dalam menyikapi kondisi tersebut agar menghasilkan produk yang berkualitas. Pemahaman dan kajian strategis mengenai hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan seminar untuk mengumpulkan gagasan, ide, serta rekomendasi yang akan dijadikan sebagai bahan rujukan bagi pemangku kebijakan.
Era revolusi industri 4.0 memberikan tantangan dan ancaman bagi para entrepreneur, khususnya di bidang pertanian. Beberapa jenis pekerjaan konvensional yang dilakukan pelaku usaha di bidang pertanian akan berangsur-angsur hilang dan tergantikan oleh seperangkat alat atau sistem yang mampu melakukan pekerjaan dan berpikir secara mandiri (autonomous machines/system). Menghadapi kondisi tersebut, generasi entrepreneur di bidang pertanian diharapkan memiliki kemampuan yang memadai untuk mampu terus belajar memahami ekosistem baru tersebut (lifelong learning), sehingga mampu memposisikan diri menghadapi teknologi yang sesungguhnya diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia seperti Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), e-commerce, big data analysis, blockchain dan lain-lain. Pemahaman akan teknologi baru (cutting edge technology) dan juga dikombinasikan dengan pengetahuan sumberdaya lokal diprediksi mampu mengubah ancaman di era ini menjadi sebuah kesempatan yang mungkin belum pernah ada sebelumnya. Generasi ini juga diharapkan mempunyai spesialisasi spesifik, akan tetapi dapat bekerjasama lintas ilmu sebagai sebuah tim, dan cepat beradaptasi dengan berbagai hal-hal baru.
Fakultas pertanian sebagai lembaga pendidikan tinggi bidang pertanian memiliki tanggung jawab moral untuk memfasilitasi dan secara terus-menerus mengembangkan berbagai inovasi di bidang pertanian dengan mengutamakan potensi sumberdaya lokal. Perwujudan tanggung jawab moral tersebut di realisasikan melalui diskusi pada tingkat pimpinan Fakultas Pertanian se Indonesia wilayah barat. Oleh karena itu, BKS-PTN bidang Ilmu Pertanian wilayah Barat akan melaksanakan kegiatan pertemuan Dekan Pertanian wilayah Barat dan seminar nasional di Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
5048 thoughts on “Pendahuluan”
Comments are closed.
What’s up friends, good post and pleasant urging commented here, I am actually enjoying by these.